11 macam perubahan kurikulum di Indonesia

https://madrasahberkah.blogspot.co.id/

Assalmu'alaikum Wr. Wb. Jangan lupa bahagia. jumpa lagi bersama Madrasah Berkah. Tentunya bagi Bapak/Ibu tidak asing lagi dengan istilah Kurikulum. tapi kalau ada pertanyaan berapa kali perubahan kurikulum di indonesia?
mungkin hanya sebagian yang mengetahui. ternyata selama ini Indonesia telah berganti kurikulum sebanyak 11 kali, terhitung sejak Indonesia merdeka. Yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan 2015. Sesuai dengan judul diatas Madrasah berkah akan mengulasnya. tapi sebelumnya kita bahas dulu pengertian kurikulum itu sendiri.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari istilah curriculum dimana dalam bahasa inggris, kurikulum adalah rencana pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere memiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk.

Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

sekarang mari kita bahas sejarah perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia dimulai dari sejak masa awal kemerdekaan:

Masa Awal Kemerdekaan (Orde Lama)
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kurikulum yangg diterapkan sudah mengalami beberapa pergantian yaitu :

1. Kurikulum 1947 (Rentjana pelajaran 1947)
Pada awal kemerdekaan istilah kurikulum dikenal dengaan leer plan. Dalam bahasa Belanda artinya rencana pelajaran. Dalam kurikulum ini terdapat dua hal pokok antara lain :
  • Daftar mata pelajaran dan jam pengajaran
  • Garis garis besar pengajaran
Bahwa kurikulum pada masa-masa ini di pengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang sehingga hanya meneruskan kurikulum yangg pernah digunakan oleh Belanda.
Rentjana pembelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dan kurilkulum ini tujuannya tidak menekan pada pikiran, tetapi diutamakan ialah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
Kemudian materi-materi pelajaran sangat dekat dengaan kejadian sehari-hari perhatian terhadap kesenian, jasmani dan lain-lain. Untukk kurikulum SD juga masih dipengaruhi kolonial Belanda dan Rencana pelajaran 1947 baru dilaksanakan di sekolah-sekolah tahun 1950. Sebagian menyebutkan sejarah perkembangan kurikulum diawali darii kurikulum 1950.

2. Kurikulum 1952 (Rentjana peladjaran Terurai 1952)
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Paling menonjol sekaligus ciri dari Kurikulum 1952 ini, pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut :

  • Pendidikan pikiran harus dikurangi
  • Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian
  • Pendidikan watak
  • Pendidikan jasmani
  • Kewarganegaraan dan masyarakat

Maka setelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No.04 tahun 1950 maka lahirlah hal-hal penting :

  • Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar pengetahuan kecakapan dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta mengembangkan bakat dan kesukaannya.
  • Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untukk menyiapkan pelajar kependidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengaan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.
  • Kurikulum pendidikan tinggi  ditujukan untukk menyiapkan pelajaran agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat dan dapat memelihara kemajuan ilmu dan kemajuan kemasyarakatan.



3. Kurikulum 1964 (Rentjana Peladjaran 1964)
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya Rentjana Pendidikan 1964. Ciri-ciri kurikulum ini, pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
Pada masa itu kurikulum 1960 ini memiliki kaitan yang sangat erat dengaan situasi politik di Indonesia pada zaman itu sehingga dirumuskan bahwa “pendidikan sebagai alat revolusi dalam suasana mengharuskan pembantingan dalam segala bidang khususnya bidang pendidikan”. 

Masa Orde Baru 
4. Kurikulum 1968
Pada kurikulum ini lebih menitik beratkan pada mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yangg kuat dan sehat, sebagaimana tercantum dalam pasal 4 yang berbunyi :
Untuk mencapai dasar dan tujuan, maka isi pendidikan ialah sebagai berikut :

  • Mempertinggi mental moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
  • Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
  • Membina/mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan darii Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 sebagai perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pada prinsipnya, kelahiran kurikulum 1968 sangatlah bersifat politis : mengganti Rencana Pendidikan 1964 yangg di citrakan sebagai produk Orde Lama, dengaan tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengaan kurikulum sekolah lanjutan. Jumlah mata pelajarannya 9, yangg memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengaan permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya ialah teori psikologi unsur. Contoh penerapan metode pembelajan ini ialah metode eja ketika pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, “anak belajar melalui unsur-unsurnya dulu”.


5. Kurikulum 1975
Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai berikut :

  • Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yangg harus dikuasai oleh siswa yangg lebih dikenal dengaan khirarki tujuan pendidikan, yangg meliputi : tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
  • Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yangg menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yangg lebih integratif.
  • Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
  • Menganut pendekatan sistem instruksional yangg dikenal dengaan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yangg senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yangg spesifik, dapatt diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
  • Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengaan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengaan stimulus darii luar, dalam hal ini sekolah dan guru.


6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya ialah sebagai berikut :

  • Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yangg belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
  • Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengaan kemampuan anak didik.
  • Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.
  • Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
  • Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yangg berdiri sendiri mulai darii tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
  • Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.



7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengaan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengaan mengubah darii sistem semester ke sistem caturwulan. Dengaan sistem caturwulan yangg pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.


Masa Reformasi

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikulum 1994 yang dilengkapi dengaan  kurikulum suplemen 1998, masih dirasakan kurang, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Setelah berjalannya Kurikulum 1994, Kalau dilihat darii hasil ebtanas, memang hasilnya sangat tidak memuaskan. pergantian kekuasaan kembali terjadi, dan kurikulum pun kembali berubah. Dan mulai tahun 2004 lahirlah kurikulum baru dengaan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, 
Kurikulum ini mengharapkan agar siswa yang mengikuti pendidikan disekolah memilki kompetensi yangg diinginkan, karena konsentrasi kompetensi ialah pada perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yangg ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) bermakna suatu perangkat pemahaman tentang kapasitas dan standar program pendidikan yangg diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi kompeten dalam  berbagai bidang kehidupan yangg dipelajari melalui pendidikan disekolah, yangg memuat sejumlah kompetensi maupun sub kompetensi yang harus dikuasai siswa sebagai gambaran hasil belajarnya ( Learning – Outcomes). Siswa yangg memilki kompetensi berarti ia mapu atau dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu, setelah melalui suatu proses pembelajaran bermakna.
KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) ini disusun untuk menjalankan amanah yang tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum ini pada dasarnya sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

11. Kurikulum 2015
Kurikulum tahun 2015 ini ternyata masih dalam tahap penyempurnaan dari kurikulum 2013. Namun Ujian Nasional yang digelar pada tahun 2015 ternyata menggunakan Kurikulum 2006 yaitu KTSP. Karena, untuk saat ini, siswa yang sekolahnya sudah menggunakan Kurikulum 2013 baru melaksanakan tiga semester.


Banyaknya perubahan yang terjadi tentu saja ada kekurangan dalam implementasinya karena kurangnya pengetahuan serta kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yangg harus di laksanakan. Dengaan persepsi yang berbeda diantara kompenen-kompenen pelaksana yaitu kepala dinas, pengawasan, kepala sekolah, dan guru karena kurangnya kemampuan menerjemahkan kurikulum ke dalam operasi pembelajaran.

Oleh karena itu perubahan kurikulum itu harus disikapi secara positif dengaan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah. Keberhasilan implementasi kurikulum ini juga dipengaruhi oleh kemampuan guru terutama berkaitan dengaan pengetahuan.

namun dari banyaknya model kurikulum memiliki tujuan yang sama yakni 
memajukan pendidikan di Indonesia dan mencetus generasi yang Baik.
mungkin sedikit uraian tentang 11 macam perubahan kurikulum yang ada di Indonesia dari Masa Awal Kemerdekaan /Masa Orde Lama (Kurikulum 1947, 1952 dan 1964), Kurikulum Orde Baru (1968,  1975, 1984, 1994), dan Kurikulum Masa Reformasi  (Kurikulum Tahun 2004, 2007 dan 2013) , dari semu kurikulum yang sudah disebutkan mana yang menurut Bapak/Ibu paling enak untuk dipakai ? komentar dan koreksinya ditunggu. Terima kasin

Comments

  1. Mampir gan https://rianwahid.blogspot.co.id/2016/08/kurikulum-di-indonesia.html?m=1

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

10 Manfaat mengikuti Ekstrakurikuler Drum Band

Download SK NRG beserta lampiran Kemenag terlengkap