#HOAX, Jangan asal share/forward
Assalamu’alaikum,
Pernakah bapak/ibu tanpa sengaja menshare berita, baik itu lewat Facebook, Whatsapp, Line atau
media sosmed lainnya ? sudah tidak bisa dipungkiri lagi dengan mudahnya akses
internet sekarang ini kita banyak menjumpai berita-berita yang belum tentu
benar atau valid alias Hoax yang dengan sengaja atau tanpa pikir panjang
langsung kita share ke group-group sosmed yang bapak/ibu ikuti tanpa melihat
dulu asal muasal sumber beritanya.
Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini Madrasah Berkah mencoba memberikan gambaran
secara rinci dari berbagai sumber yang didapat tentang pengetian Hoax, ciri-ciri,
dampak yang ditimbulkan, keuntungan bagi penyebar berita Hoax serta akibat dari
menyebarkan atau menforwad berita Hoax tersebut.
Oke
tanpa panjang lebar Bapak/ibu baca ulasannya :
Asal Muasal
Istilah Hoax
Istilah
hoax sendiri berasal dari abad ke-18 dari kata hocus, yang artinya mengecoh
atau menipu.
Kemudian
kata hoax muncul di kalangan netter Amerika, kata hoax didasarkan pada sebuah
judul film yang berjudul The Hoax. Sejak saat itu, film Hoax dianggap sebagai
film yang banyak mengandung kebohongan, sehingga kemudian banyak kalangan
terutama para netter yang menggunakan istilah Hoax untuk menggambarkan suatu
kebohongan, lambat laun Kata Hoax sendiri populer berbarengan dengan semakin
mendunianya internet.
Pengertian Hoax
Menurut
wikipedia Hoax itu adalah Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu
atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang
pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah
satu contoh pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang
atau kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian
sejatinya.
Hoax
sendiri sebenarnya sebuah kabar atau cerita bohong yang sengaja dibuat atau
difabrikasi, seolah-olah kabar atau cerita tersebut benar adanya. Hoaxmerupakan
suatu usaha untuk menipu pembaca untuk mempercayai sesuatu tujuan tertentu,
padahal yang membuat berita palsu tersebut mengetahui bahwa berita tersebut
adalah palsu. biasanya digunakan dalam internet seperti di blog,e-mail,
twitter, facebook, di forum Whatsapp dan lain-lain.
Modus Operandi berita
Hoax
Para
pelaku Hoax akan berusaha agar berita bohongnya segera menyebar dan dibaca oleh
banyak orang. Oleh karena itu agar pembaca yakin bahwa berita tersebut asli,
mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang rumit dan tampak ilmiah.
Selain itu agar beritanya cepat menyebar, mereka kadang-kadang memberi ancaman
ataupun menjanjikan keuntungan bagi mereka yang telah menyebarkan beritanya.
Beberapa Jenis
Berita Hoax yang sering ada
- Iming-iming hadiah lotere, promosi, undian, dan lain-lain
- Peringatan abal-abal tentang virus berbahaya
- Pengumpulan donasi bencana atau bantuan orang sakit
- Petisi yang tak masuk akal
- Peringatan fiktif mengenai suatu produk, perusahaan, kebijakan pemerintah yang membuat ketakutan pembacanya
Ciri-Ciri Berita
Hoax
1.
Hoax yang berupa uraian tulisan / berita.
Salah satu citi utama Hoax yang berupa uraian tulisan
yaitu kata-katanya hampir semuanya sama di situs apabila dicari di google,
alias cuma Copy Paste dari satu situs ke situs lainya.
Selain itu semua Hoax sumbernya tidak jelas dan isinya
pun terkesan mengada-ada (dibesar-besarkan) dan beritanya tidak jelas. Bukan
hanya itu, media yang bisa dipercaya biasanya tidak menggunakan judul berita
yang provokatif. Media yang terpercaya biasanya isi beritanya tidak mengandung
kecaman atau tudingan kepada pihak-pihak tertentu.
Terakhir, media yang terpercaya biasanya tidak memuat
berita yang dapat memicu konflik SARA. Orang tua harus mengajarkan anak untuk
melihat kapasitas narasumbernya. Misalnya, bila berita tentang kesehatan,
tentulah orang yang dipercaya adalah yang berpengetahuan tentang kesehatan,
seperti dokter, guru besar di perguruan tinggi, atau pejabat yang membidangi
kesehatan.
Biasanya pelaku hoax mencantumkan kalimat2 dibawah ini
- Ada kalimat “Sebarkan ke teman-teman anda juga ya”. Ciri khas hoax adalah meminta penerima menyebarkan ke sebanyak mungkin penerima. Penulis Hoax ingin berita-nya segera menyebar sebanyak dan secepat mungkin, bila perlu mereka akan menambahinya dengan iming-iming atau Ancaman menakut-nakuti untuk memastikan pesannya dapat berantai dilanjutkan ke orang lain. Berikut ini beberapa iming-iming tipikal Hoax: "Bagikan SMS ini ke minimal 10 orang teman Anda, maka Anda akan mendapat rezeki melimpah dari Tuhan.", "Jika Anda mengirimkan pesan ini pada teman Anda, Anda akan mendapat rahmat, ...". Di sisi lain, berita palsu biasanya memanfaatkan ketakutan pembacanya seperti berikut: "Sebarkan kabar ini ke teman Anda. Jika tidak disebar, Anda akan celaka", "Jika tidak disebar, Anda akan ditimpa bencana tiada henti", "Barangsiapa tidak menyebarkan berita ini, niscaya akan mendapat laknat dari Tuhan, musibah", dan sebagainya.
- Ada kalimat “Sudah banyak yang tertipu”. Kalimat ini bertujuan untuk meyakinkan penerimanya untuk segera mengirimkan hoax tersebut. Padahal kalau begitu, justru yang tertipu adalah yang menyebarkannya.
- Ada kalimat “Tadi jg ada beritanya di TV dan surat kabar bla.. bla… bla”. Kalimat ini meminjam nama tenar media tertentu, demi meyakinkan korbannya agar makin percaya.
- Menggunakan berita yang sedang viral lalu diubah agar terkesan luar biasa atau menarik untuk dibaca.
2.
Menggunakan Bahasa dan Isi yang Emosional
Indikator selanjutnya adalah penulis Hoax cenderung
memakai bahasa emosional yang dilebih-lebihkan dan tidak sewajarnya. Hoax
seringkali dibumbui dengan kata-kata atau frase seperti: "Darurat",
"Bahaya", "Awas", "Jangan sampai terlambat", dan
lain sebagainya. Isi pun mengaduk emosi kita, jika tidak tentang "bayi
yang sekarat butuh pertolongan" maka biasanya "Selamat, Anda beruntung
mendapatkan hadiah satu milyar."
3.
Menggunakan Huruf Kapital
Sering juga ditemui berita semacam ini seluruhnya
menggunakan huruf kapital untuk penekanan pemberitaan. "HATI-HATI!"
Frase "INI KISAH NYATA", "TELAH TERJADI", "BUKAN
HOAX" biasanya justru dipakai untuk mempengaruhi dan meyakinkan korbannya.
4.
Menggunakan Bahasa yang Canggih
Untuk menutupi dengan rapi kepalsuannya, berita bohong
sering menggunakan bahasa teknis tingkat tinggi untuk mendeskripsikan atau
menarasikan isi beritanya.
5.
Berlindung di balik Anonimitas atau
Kekaburan Data
Indikator lain dari berita palsu adalah kecenderungan
tidak memberikan referensi yang dapat diperiksa pembacanya. Promosi, undian,
hadiah yang asli biasanya selalu akan mengacu pada situs atau link perusahaan
yang kredibel. Begitu juga peringatan akan virus berbahaya akan merujuk pada
informasi laman yang punya reputasi bagus. Hal semacam ini tidak kita temukan
pada Hoax
6.
Hoax yang berupa foto
Sama
seperti hoax pada uraian tulisan, ciri utama Foto Hoax yaitu foto tersebut
HANYA DIAMBIL PADA SATU SUDUT PANDANG. Ciri foto Hoax apabila dicari di google
maka hanya akan ditemukan gambar yang sama yang di dipotret pada sudut yang
sama alias foto tersebut aslinya hanya ada satu saja.
Sebagian
besar foto Hoax telah dimodifikasi menggunakan photoshop agar tampak
meyakinkan. Selain itu foto Hoax biasanya memanfaatkan nama tempat, agama,
suku, kelompok, symbol, perkumpulan, perusahaan ataupun nama Negara tertentu
agar lebih menyakinkan.
Beberapa foto Hoax adalah foto yang tidak sengaja diambil pada sudut pandang tertentu sehingga membuat objek foto tersebut berbentuk menyerupai objek lain.
Beberapa foto Hoax adalah foto yang tidak sengaja diambil pada sudut pandang tertentu sehingga membuat objek foto tersebut berbentuk menyerupai objek lain.
Selain
itu ada juga foto-foto yang diburamkan atau seakan-akan diambil dari jarak jauh
sehingga tidak jelas. biasanya Hoax dari foto-foto yg diburamkan ini adalah foto-foto
hewan-hewan cryptologi atau foto-foto mistis
Kejanggalan pada
berita Hoax
1.
Berita pertama kali didistribusikan
melalui email, mailing list, forum, blog, facebook, yang kemudian
disebarluaskan via twitter, Whatsapp, telegram dll
2.
Isinya bertentangan dengan logika umum
dan ilmu pengetahuan atau terdapat kontradiksi dengan fakta yang sudah umum
diketahui.
3.
Menggunakan istilah yang terkesan
ilmiah, yang memanfaatkan ketidaktahuan/keawaman pembaca.
4.
Bangunan kalimat yang mendorong pembaca
untuk menyebarluaskan pesan tersebut.
5.
Sumber berita tidak jelas identitasnya.
6.
Tidak ada link sumber untuk informasi
yang dianggap penting. Penulis yang baik pasti mencantumkan sumber ilmiah dalam
tulisannya. Jika tidak dicantumkan sumber maka waspadalah terhadap keilmiahan
artikel tersebut.
Alasan orang menyebarkan
berita Hoax
1.
Reaktif
Bagi
orang-orang yang reaktif, apapun memang bisa jadi buruk. Mereka gampang
tersulut emosinya tanpa memikirkan akibat yang akan didapat dari perbuatan
reaktifnya tersebut. Ketika mendapati informasi hoax, maka orang-orang reaktif
ini muncul dalam beberapa reaksi, yakni bisa jadi mereka memang panik, bisa
jadi pula mereka ingin tampil serba tahu. Alhasil, kecanggihan media sosial
yang hanya membutuhkan tombol share untuk menyebarkan hoax itu menjadi
jalan paling cepat untuk membuktikan bahwa ada begitu banyak orang yang reaktif
di dunia ini. Dan akibatnya tentu saja hoax itu tersebar dengan begitu
cepat.
Reaktif
biasanya terjadi ketika hoax itu bersinggungan dengan isu-isu SARA.
2.
Tidak tahu
Tidak tahu memang menjadi alasan yang masuk akal bagi
kesalahan seseorang. Jika seseorang mengaku tidak tahu bahwa informasi yang
dibagikannya adalah hoax, memang masih bisa dimaklumi. Tidak tahu tentu
berbeda dengan reaktif. Reaktif lebih pada soal cara menanggapi informasi,
sementara tidak tahu adalah berbicara tentang kapasitas pengetahuan yang
dimiliki. Untuk alasan ini, seseorang bisa dengan mudah insaf dari jalan
penyebar hoax, asal ia mau mencari tahu kebenarannya.
3.
Malas mencari
tahu
Ini sebenarnya kelanjutan dari tidak tahu. Saat ini sudah
tersedia Google yang banyak membantu kita mencari tahu segala macam informasi.
Jika sekali waktu seseorang tidak tahu bahwa apa yang disebarnya merupakan hoax,
itu bisa dimaklumi. Namun untuk kedua kali ia melakukan hal yang sama, bisa
jadi ia reaktif. Tapi ketika ia merasa senang dengan ketidaktahuannya, ia
bukanlah reaktif, tapi memang malas mencari tahu.
Hanya bermaksud membagikan informasi tanpa melakukan
klarifikasi memang membuat orang-orang semacam ini bisa disebut bebal. Ia
begitu polos, namun di sisi lain kepolosannya membuatnya menjadi kurang pintar. Sudah
tahu ia pernah terjerumus dalam lubang hoax, pun kedua kalinya ia jatuh
pada lubang yang sama.
Keuntungan Bagi
Orang Yang Membuat Berita Hoax
Keuntungannya.
Selain Web/Blognya sering dikunjungi pembaca. Rating Web/Blog pastinya akan
tinggi. Alexa Rank cepat ramping, Jika dicek Prizewebsite, harganya juga
lumayan tinggi jika ingin dijual. Dan keuntungan yang paling diincar oleh
pembuat berita Hoax adalah pembayaran dari iklan Google Adsense (GA) yang di
tampilkan di Website/blognya.
Bisa
Dapat RP 600 juta – Rp 700 juta Hanya dari Situs Hoax, situs hoax ini
lading yang sangat subur untuk mendaptkan penghasilan instant. Bukan sekedar
belasan atau puluhan juta, tapi ratusan juta per tahun! Fantastis banget ya?
"Itu estimasi, bisa lebih, bisa kurang. Tim kami menganalisis dari trafik
dan potensi iklan yang didapat dari AdSense.
gambaran perolehan uang dari berita HOAX seperti dibawah ini :
Kerugian Bagi
Orang Yang Share/Forward Berita Hoax
Kerugian
sudah amat sangat jelas seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi, akan
dikenakan ancamannya tidak main-main, berupa pidana penjara enam tahun dan
denda Rp 1 miliar. selain itu enak bagi pembuat berita HOAX dianya dapat uang kita yang tidak tahu apa-apa kena imbasnya. rugikan.
Menyikapi Berita
Hoax
1.
Akal Sehat dan Keterampilan Mengecek
Pintar menyaring informasi penting di era medsos
seperti ini. Jangan mudah terprovokasi karena tidak semua berita yang kita baca
mengandung kebenaran. Buktinya, situs Hoax di Indonesia jumlahnya tidak
sedikit. Dari keasyikan kamu share berita Hoax sana sini, semakin banyak yang
dibodohi. Padahal di belakan layar, si pembuat berita sedang tertawa dan
semakin kaya raya. Miris banget kan?
Akibat saking banyaknya berita Hoax yang semakin mudah
viral, kadang masyarakat sulit juga membedakan antara fakta dan Hoax. Sedih
memang ya saat kita tahu berita Hoax mendapatkan lebih banyak perhatian dan
share daripada berita yang berisi fakta dan menjunjung etika.
Begini salah satu cara berpikir kritis. Bila informasi itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinannya memang tidak nyata. Atau bila informasi terlalu gila, jangan langsung percaya.
Begini salah satu cara berpikir kritis. Bila informasi itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinannya memang tidak nyata. Atau bila informasi terlalu gila, jangan langsung percaya.
2. Informasi melalui apa pun, sebaiknya
ditanyakan kepada pihak yang mengetahui betul persoalannya. Kita bisa
menghubunginya langsung melalui akun sosial media miliknya, cari informasi
tentang akun twitter atau facebook pihak terkait yang
berhubungan dengan isi berita tersebut untuk mendapatkan konfirmasi lebih
cepat. Menelepon langsung juga bisa.
3. Bila tidak mempunyai akses
komunikasi dengan pihak terkait untuk langkah pertama, kita bisa langsung searching via google di internet.
Bandingkan berbagai informasi yang sama terkait dengan berita yang diterima.
- Bisa jadi saat kita melakukan pencarian, ternyata sudah ada link informasi atas klarifikasi berita tersebut. Sebagai pertimbangan, pastikan berita yang kita investigasi tersebut telah dimuat pada kantor-kantor berita besar, bukan blog pribadi atau forum bebas yang tidak jelas kredibilitasnya.
- Untuk investigasi berita yang memuat gambar, Google juga menyediakan fitur Google Image sebagai petunjuk darimana pertama kali gambar tersebut berasal.
4. Periksa sumber. Sumber biasanya
dicantumkan di akhir tulisan. Penulis yang baik dan bertanggungjawab atas isi
tulisannya biasanya mencantumkan sumber tulisannya. Kecuali tulisan tersebut
hanyalah opini pribadi, bukan berita investigasi. Bangunlah korespondensi
dengan sumber tersebut bila ia memiliki akun sosial media.
5.
bila informasi tersebut berupa artikel yang
terkesan ilmiah dan masuk akal yang mengutip pendapat dari ilmuwan ternama,
maka pastikan kebenaran artikelnya melalui sumber-sumber primer dunia
ilmiah.Misalnya jurnal ilmiah/akademis yang diterbitkan institusi ilmiah
tertentu, artikel yang terdapat pada website resmi perguruan tinggi, dan
buku-buku teks akademis. Kita beruntung karena Google menyediakan fitur Google Scholar dan Google Books untuk memudahkan
pencarian jurnal atau buku ilmiah.
Akhirnya, demikian artikel tentang berita Hoax yang bisa Madrasah Berkah sampaikan, semoga kita tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang ada medsos dan lebih pintar menelaah serta lebih teliti dan jeli dalam menyaring dan memilah berita yang ada. Jangan sembarangan mem-forward kabar berita yang belum tentu benar atau hoax. Jangan asal forward lagi, bisa memperkeruh suasana, selain itu ingat mem-forward kabar berita Hoax, disadari atau tidak, juga bisa kena tindak pidana karena dianggap turut mendistribusikan kabar bohong. Sekian terima kasih
semakin banyaknya berita di media sosial kadang kita sebagai orang awam malah dibinggungkan mana pemberitaan yang benar dan yang salah gan. untuk bisa bijak adalah menyeleksi dulu berita yang beredar dengan menkrosceknya. makasih infone gan. sukses selalu
ReplyDeletebijak sebelum share adalah langkah tepat. sukses juga buat agan
ReplyDelete